ASHARI: IHT SMA PEMBANGUNAN V YAPIS WAENA, FOKUS PADA PRAKTIK
Waena, (5/7) – Peningkatan Kemampuan/Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan senantiasa menjadi perhatian serius dari Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura. Beragam upaya dilaksanakan. Salah satunya adalah melalui event In House Training (IHT).
Seperti yang dilaksanakan pada tanggal 3-5 Juli 2023 ini. Bertempat di SMA Pembangunan 5 YAPIS Waena, dilaksanakan IHT Implementasi Kurikulum Merdeka dan Penyusunan Perangkat Pembelajaran. Seluruh GTK terlibat aktif sebgai peserta yang dilaksanakan di Ruang Guru tersebut.
Hadir sebagai narasumber adalah dua orang yang merupakan Tim Guru Penggerak dari YAPIS Kota Jayapura. Yaitu, Dwi Pristiwanto, S.Pd (Guru Penggerak SMP Nurul Huda YAPIS Jayapura) dan Rosidah Atmandani, SE, SM.Pd (Guru Penggerak dari SMP Pembangunan V YAPIS Waena).
Kegiatan yang ditargetkan akan menghasilkan perangkat pembelajaran Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Kurikulum Merdeka hingga modul ajar ini, dibuka pada Senin (3/7) lalu. Hadir dalam pembukaan adalah Wakil Ketua YAPIS di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura, Drs. Abdul Aziz H. Sagala yang didampingi Kepala SMA Pembangunan V YAPIS Waena, Ashari, S.Pd., M.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, Aziz meminta semua guru untuk serius mengikuti kegiatan. Menurut Aziz, YAPIS sangat berharap pasca kegiatan, setiap sekolah memiliki Kurikulum yang telah lengkap dan siap diimplementasikan dalam pembelajaran.
Dilain pihak, Kepala SMA Pembangunan V YAPIS Waena, Ashari, S.Pd., M.Pd. menyampaikan apresiasi kepada pihak yayasan. Menurutnya, ini merupakan terobosan dan langkah nyata yang dilakukan YAPIS dalam membangun pendidikan yang berkualitas di Kota Jayapura.
“Kami berterimakasih sekali kepada Yayasan. Baru kali ini kami merasakan kehadiran Yayasan, secara nyata, membantu peningkatan kualitas guru. Bahkan yayasan sudah memplot, mengatur jadwal hingga menyediakan narasumber dalam kegiatan” ujarnya.
Hal ini menurut Ashari sangat membantu sekolah, sehingga sekolah tidak perlu sibuk mencari narasumber.
“Hanya perlu menyiapkan waktu dan tempat saja” lanjutnya.
Meski secara umum, kegiatan dijadwalkan oleh yayasan, Ashari mengakui, terkait teknis pelaksanaan masih diatur oleh sekolah. Termasuk mengenai topik IHT.
“Sebelumnya kami sudah berkoordinasi dengan yayasan. Kami sudah menyampaikan ini loh yang kami butuhkan. Dan jug sudah diskusikan, bahwa kami ketika IHT ingin lebih banyak praktek. Tidak usah yang terlalu banyak ceramah, regulasi-regulasi dan lain-lain” ungkapnya.
Ada dua bahasan pokok dalam IHT yang dilaksanakan di sekolah yang beralamat di Komplek Pendidikan YAPIS, Jl. Dafonsoro, Waena, Heram, Kota Jayapura tersebut. Yaitu 1) kurikulum merdeka dengan perangkat pendukungnya, serta 2) penyiapan modul ajar P5 dan modul ajar berdiferensiasi.
SMA Pembangunan V YAPIS Waena menargetkan sebelum 17 Juli nanti, akan memiliki kurikulum secara lengkap.
“Sebelum tanggal 17 nanti, kami harus memiliki perangkat yang sudah dilegalisasi dan siap digunakan” tegasnya.
Sementara itu, Narasumber kegiatan, Rosidah Atmandani, SE, S.Pd, menuturkan bahwa YAPIS Cabang Kota Jayapura telah membentuk Tim Narasumber yang merupakan gabungan guru-guru penggerak di Lingkungan YAPIS. Terdapat 6 orang guru penggerak yang tergabung. Anggota tim inilah yang ditugaskan dalam pelaksanaan IHT yang dilakukan di setiap sekolah YAPIS Cabang Kota Jayapura. Baik pada jenjang PAUD, SD/MI, SMP, hingga SMA/SMK.
“Kami sudah berkoordinasi dalam tim, terkait materi-materi yang akan diberikan. Dan sesuai arahan Ketua YAPIS, materinya lebih terfokus pada praktik dan mengurangi ceramah-ceramah, selain sebagai pengantar” ungkap Rosidah.
Lebih jauh, Rosidah mengaku bangga dengan inovasi YAPIS Cabang Kota Jayapura.
“Ini adalah sesuatu yang kami rindukan di YAPIS. Kami diberikan wadah untuk dapat berbagi pengetahuan kepada teman-teman YAPIS lainnya, sehingga nanti tidak akan ada lagi kesenjangan antar sekolah YAPIS. Semua sekolah YAPIS memiliki kualtas yang sama dalam hal kemampuan GTK” ujarnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan, Guru Penggerak dari SMP Pembangunan V YAPIS Waena ini, mengakui tidak menemukan kendala berarti. Dirinya mengapresiasi semangat yang ditnjukan oleh para guru.
“Mungkin sedikit yang menjadi kendala adalah teknologi. Karena inikan, kurikulum merdeka ini, tidak lepas dari penggunaan teknologi. Sehingga ini yang masih menjadi sedikit kendala” ungkapnya.
SMA PEMBANGUNAN V, TERBUKA DAN BERPRESTASI
SMA Pembangunan V YAPIS Waena, merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) YAPIS Cabang Kota Jayapura. Dikatakan oleh Kepala Sekolah, Ashari, SMA yang beralamat di Kampung Waena, Distrik Heram ini selalu terbuka untuk semua golongan masyarakat. Menurutnya tidak ada pembatasan untuk golongan tertentu.
“Sesuai dengan amanah dan semangat di YAPIS untuk menjadi rahmat seluruh tanah Papua, maka siapapun bisa mendaftar di SMA ini” ungkapnya.
Dilanjutkan Ashari, sebagai salah sekolah swasta, SMA Pembangunan V YAPIS Waena memiliki banyak keunggulan. Diantaranya adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif, mengikuti program-program keahlian dan mengikuti lomba.
Salah satunya adalah, memberikan kesempatan peserta didik untuk menjadi jurnalist (pewarta), melalui kegiatan jurnalis pelajar. Jurnalis pelajar merupakan program yang merupakan kerjasama sekolah dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkom Info) melalui Relawan TIK Provinsi Papua. Kegiatan tersebut telah melahirkan siswa yang memiliki komptensi dasar jurnalistik.
Selain itu, Ashari juga menyampaikan bahwa sekolah yang dipimpinnya rutin mengikuti kegiatan lomba, seperti O2SN. Yang terbaru, SMA Pembangunan V YAPIS Waena, berhasil meraih juara II dalam lomba arkeologi yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemedikbud Ristek) melalui Balai Arkeologi Provinsi Papua. SMA yang berada di Perumnas 1 Waena ini juga pernah menjadi juara I lomba pidato tentang Rumah Peradaban pada 2020 silam.
Selain berprestasi, satu dari 4 UPT jenjang SMA/K, ini menerima semua golongan. Hal ini seperti dituturkan oleh Kepala Sekolah, Ashari.
“Saat ini hampir 35% peserta didik, justru merupakan orang asli Papua dengan berbagai latar belakang dan agama. Jadi, kami tidak hanya menerima yang Islam saja” ujarnya.
Keunggulan lain yang ditawarkan pihaknya, menurut Ashari adalah, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan.
“Dari sisi kualifikasi, semua guru kami sudah berijazah S1. Selain itu, mereka juga sudah banyak mengikuti Diklat-diklat untuk peningkatan kompetensinya. Seperti saat ini, IHT” pungkasnya.
Jadi, jangan pernah ragu. Jadikan sekolah-sekolah YAPIS sebagai pilihan.*
(TAM)