BERITASD/MI

SEKALI MERENGKUH DAYUNG, DUA TIGA PULAU TERLAMPAUI

Abepura, (12/5) – “Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampau”. Peribahasa tersebut mungkin tepat disematkan pada aktivitas yang dilakukan Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura, Drs. H. Hadiyana, MM.

Betapa tidak! Kegiatan yang semula hanya untuk pemantauan pelaksanaan asesmen madrasah ini, juga dimanfaatkan untuk membangun kolaborasi dan sinegisitas meningkatkan layanan pendidikan.

Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura, Drs. H. Hadiyana, MM kembali “turun gunung”. Kali ini untuk memantau pelaksanaan hari terakhir Asesmen Madrasah (AM).

Terdapat tiga madrasah yang berada di bawah naungan YAPIS di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura. Yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda YAPIS Jayapura, MI As-Shalihin YAPIS Abepura dan MMI Al-Fatah YAPIS Abe Pantai.

Untuk diketahui, madrasah ibtidaiyah adalah jenjang pendidikan setara SD. Program pendidikan di MI menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendibud Ristek) dan kurikulum dari Kementerian Agama (Kemenag).

“MI ini adalah satuan pendidikan dasar, setara SD. Bedanya, pada MI materi keagamaan memiliki porsi yang jauh lebih besar dibanding pada SD” ungkap Hadiyana.

Hal ini, menurut Hadi, bukan menafikan pendidikan umum. Pendidikan umum tetap mendapat porsi sesuai kurikulum nasional, namun para peserta didik juga menambahkan nilai tambah pada materi agama dari Kemenag.

Untuk pengembangan pendidikan YAPIS, Hadi menuturkan akan mengadopsi pola pendidikan madrasah. Dirinya menekankan bahwa YAPIS sebagai entitas pendidikan Islam akan semakin memperkaya program dan menunjukan ciri khas keislaman.

“Islam adalah ciri khas YAPIS. Maka ini akan semakin kita tonjolkan. Insya Allah tahun ajaran baru nanti akan kita mulai dengan program Tahfiz Quran. Bukan hanya untuk MI, namun juga untuk semua sekolah di bawah naungan YAPIS Kota Jayapura” ungkapnya.

BANGUN SINERGISITAS

Pada saat melaksanakan pemantauan ke MI Al Fatah YAPIS Abepantai, Ketua YAPIS Cabang Kota Jayapura, Drs. H. Hadiyana, MM, juga berkesempatan untuk bertemu dengan Kepala Seksi Pendidikan Islam, Kemenag, H. Gani, M.Pd. kesempatan yang langka tersebut dimanfaatkan oleh kedua belah pihak untuk berbincang dan berdiskusi.

Hadiyana menuturkan, dari hasil diskusi tersebut, terbuka peluang untuk membangun kolaborasi.

“YAPIS saat ini sedang berupaya menyediakan satuan pendidikan baru di Koya Barat. Nah inilah bahan yang kami diskusikan” ujarnya.

H. Gani, M.Pd yang juga merupakan tokoh masyarakat di Koya Barat itu, menyatakan kesanggupan akan menindaklanjuti rencana YAPIS tersebut. Dirinya mengaku akan mengkomunikasikan lebih lanjut dengan para tokoh di Koya Barat.

“Ini adalah rencana yang sangat baik. Nanti mohon buatkan narasi terkait rencana tersebut sesuai hasil diskusi kita ini agar saya klop antara penyampaian saya ke mereka” imbaunya.

Gani mengaku tidak ingin kehilangan peluang. Karena menurutnya, keberadaan madrasah masih sangat diperlukan di Koya.

“Ini peluang besar. Karena kita semua ingin anak-anak kita mendapat akses pendidikan, terutama pendidikan islam yang terjangkau baik dari segi jarak maupun biaya” pungkasnya.

PEMANTAUAN AM

Kunjungan pada hari ketiga pelaksanaan AM ini dilakukan pertama ke MI Ash Shalihin YAPIS, Abepura, MI Al Fatah YAPIS Abepantai dan selanjutnya ke MI Nurul Huda YAPIS Jayapura.

Kepala MI Ash Shalihin YAPIS Abepura, Wahyuwati, S.Pd.I, menjelaskan terkait Asesmen Madrasah (AM).

“Asesmen madrasah adalah kegiatan ujian dengan mata pelajaran sesuai kurikulum kemenag, seperti Fikih, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Al Qur’an Hadist dan Bahasa Arab” ujarnya.

Dirinya menyampaikan bahwa soal yang digunakan bukan dibuat oleh sekolah, sehingga peluang kebocoran sangat kecil.

“Soal yang kami gunakan disusun bersama melalui KKGMI. Setelah dikoreksi oleh dinas, kemudian diperbanyak dan dibagikan ke sekolah menjelang hari pelaksanaan. Jadi kami juga tidak tahu soalnya” ungkap Wahyuwati.

Bahkan menurutnya, saking rahasianya, ada guru mata pelajaran mengaku menemukan soal yang bukan merujuk pada buku paket yang digunakan.

“Kami menggunakan buku paket Salman. Tapi guru bilang, ada soalnya yang tidak merujuk buku tersebut. Makanya banyak siswa yang merasa bingung” lanjutnya.

Namun hal ini bukan masalah. Karena sejatinya guru-guru di YAPIS adalah guru-guru yang berkompeten.

“Hal ini hanya sedikit membuat siswa gaduh saat ujian” tambahnya. Terdapat 37 siswa di MI Ash Shalihin YAPIS Abepura yang kini tengah bergelut dengan asesmen Madrasah.

Selain itu, Kepala MI Al Fatah, Makiyah Pauspaus, S.Pd.I, menjabarkan perihal pengawasan pelaksanaan ujian. Dirinya menyampaikan bahwa mekanisme pengawasan kegiatan AM tahun 2022/2023 ini adalah pengawasan silang. Untuk pengawasan pada madrasah yang memiliki peserta AM sejumlah 29 orang ini merupakan utusan dari MIN koya Barat, Kota Jayapura.

Sejalan dengan hal tersebut, Siti Khadijah, S.Ag selaku Ketua Panitia Pelaksanaan AM dan US MI Nurul Huda YAPIS Jayapura juga menuturkan hal yang sama. Namun Siti menambahkan bahwa untuk membantu pengawasan, pihaknya juga memperbantukan seorang guru untuk mengawas.

Lebih jauh, Khodijah juga menuturkan bahwa masih ada kelanjutan dari pelaksanaan AM yang kini tengah diikuti oleh 71 orang siswa tersebut.

“Setelah AM, nanti hari senin, akan ada US sampai hari Jumat. US mengujikan hasil belajar siswa pada materi pelajaran umum” ungkapnya.

Untuk pelaksanaan US nanti tetap pengawasan silang. Namun menurutnya, nanti yang mengawas bukan hanya dari madrasah, namun juga ddari sekolah umum sesuai rayon/gugus. Terkait soal juga merupakan soal yang disusun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura melalui MGMP.

APLIKASI PENGOLAHAN HASIL UJIAN DI MI NURUL HUDA

MI Nurul Huda YAPIS Jayapura melaksanakan AM dan US menggunakan sistem manual. Sekolah ini belum menerapkan system digital. Namun pengolahan soal mengguanakan system digital.

“Untuk ujian masih menggunakan kertas. Namun untuk pemeriksaan dan analisis kami menggunakan aplikasi ABS” ujar Siti Khadijah.

ABS yang merupakan singkatan dari Analisis Butir Soal merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan secara mandiri oleh MI yang beralamat di Jl. Percetakan Negara No. 126 Kota Jayapura tersebut.

Aplikasi ini memungkinkan guru dapat melakukan analisis terhadap tingkat kesulitan perbutir soal berdasarkan jawaban para siswa. Tentunya secara lebih cepat dan mudah.

“Berdasarkan hasil analisis tersebut, pihak sekolah akan dapat memberikan tindak lanjut yang sesuai dengan kemampuan anak” ujarnya.

Aplikasi tersebut, meski sudah dikembangkan secara digital, namun belum bersifat online. Sehingga apabila ada sekolah yang berminat, dapat langsung menghubungi MI Nurul Huda YAPIS Jayapura. *

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *