BERITAPAUD (TK/RA)

SEKOLAH PENGGERAK TK HIKMAH YAPIS JAYAPURA, MENDAPAT MONITORING DARI KEMENDIKBUDRISTEK

Dok V (5/9) – Taman kanak-kanak Hikmah YAPIS Jayapura mendapat kunjungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Papua. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka melakukan pemantauan dan evaluasi (Monev) pelaksanaan IHT bagi sekolah penggerak angkatan III.

Untuk diketahui, TK Hikmah YAPIS merupakan salah satu sekolah penggerak di Kota Jayapura. Dikutip dari https://psp-web.pauddikdasmen.kemdikbud.go.id/, Sekolah penggerak adalah program untuk meningkatkan kualitas belajar siswa yang terdiri dari 5 jenis intervensi untuk mengakselerasi sekolah bergerak 1-2 tahun lebih maju dalam kurun waktu 3 tahun.  Sekolah penggerak ini, oleh Kemendikbudristek digadang-gadang menjadi pemimpin dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain, sekolah penggerak nantinya akan menjadi rujukan dalam transformasi pendidikan yang lebih maju, efektif dan  pembalajaran yang merdeka.

Adalah Muhammad Agus Sulaiman, S.Pd., M.Pd, Widyaprada BGP Papua yang didaulat menjadi petugas monev. Kehadiran lelaki kelahiran Sidoarjo tersebut disambut oleh Widie Arsi Ammini B., ST, S.Pd dan Andi Fitria Ika Mariana, S.Pd sebagai perwakilan sekolah.

Selaku petugas lapangan, Agus menuturkan tujuan utama pelaksanaan kegiatan. Menurutnya kegiatan monitoring ini dilaksanakan untuk mengidentifikasi sekaligus mengevaluasi pelaksanaan IHT oleh Sekolah Penggerak Angkatan 3.

“Secara khusus tujuan monitoring ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas keseluruhan komponen yang terlibat dalam pelaksanaan IHT, antara lain evaluasi terhadap narasumber, proses penyelenggaraan, dan evaluasi peserta” ungkapnya.

Menurut Agus, IHT tersebut memiliki arti penting bagi sekolah penggerak. Karena melalui IHT tersebut, akan dapat mengupgrade pengetahuan sekolah dalam penerapan kurikulum merdeka. Karena itulah, Kemendikbudristek melalui BGP Papua melakukan upaya memastikan pelaksanaan IHT Sekolah Penggerak sesuai dengan pedoman, berlangsung efektif dan memberikan dampak positif bagi sekolah.

Widyaprada BGP Papua tersebut menerangkan, bahwa selama melaksanakan monitoring, dirinya berhasil menemukan beberapa hal yang menurutnya harus menjadi perhatian semua pihak, baik Dinas, BGP maupun sekolah itu sendiri.

“Dalam catatan saya, yang pertama itu, belum maksimalnya penyusunan modul yang dimodifikasi. Ini catatan saya banyak sekali” ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga menemukan kekurangan dalam penyusunan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Agus menuturkan, bahwa hampir semua sekolah yang ditemuinya, belum menyusun modul P5 secara lengkap.

“Dari lima tema yang ada, rata-rata baru menyusun dua atau tiga tema saja” tuturnya.

Kesulitan lainnya yang ditemukan adalah penyusunan pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Agus, hal tersebut terjadi karena sekolah masih kesulitan dalam menyusun fase-fase pembelajaran. Dirinya juga mengakui, transisi PAUD ke SD ikut menjadi salah satu penyebab.

Karena itu, dirinya berharap, kedepan, Pemerintah melalui BGP dalam menurunkan fasilitator untuk melakukan bimbingan teknis (Bimtek) kepada guru-guru.

“Terutama dalam pendampingan penyusunan KOSP, membuat CP, TP hingga penyusunan modul P5” ungkapnya.

Sementara itu, Andi Fitria menyampaikan terimakasih atas dukungan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek dibawah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) tersebut. Menurut Andi, BGP telah cukup intens memberikan informasi dan tambahan pengetahuan kepada sekolah.

Namun demikian, pihaknya mengakui masih membutuhkan bimbingan. Hal ini guna dapat menerapkan kurikulum merdeka secara baik.

“Alhamdulillah, selain dari BGP, kami juga mendapat berbagai kegiatan peningkatan kompetensi, baik dari Yayasan maupun dari sekolah” ungkapnya.

Diakuinya, salah satu kelemahan dalam penerapan kurikulum merdeka di sekolahnya adalah masih kurang dalam pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

“Kami ada 7 guru. Namun belum semua memanfaatkan PMM, karena memang belum semua memiliki akun belajar.id” ungkapnya.

(TAM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *