POTRET IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI MADRASAH
Abepura, (13/7) – Sebagai salah satu Yayasan Pelopor Pendidikan (Yapordik), Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) di Tanah Papua telah memiliki Cabang dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di seluruh Tanah Papua. Tercatat, cabang yang dimiliki sejumlah 24 dan UPT sejumlah 199. UPT ini sendiri terdiri dari jenjang pendidikan Pra Sekolah (PAUD – TK/RA), jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP), jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) serta jenjang pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi – Universitas, Sekolah Tinggi, maupun Institut).
Demikian juga di YAPIS Cabang Kota Jayapura. Yayasan yang berkantor di Dok V Atas, Kota Jayapura ini, pun menaungi UPT sejumlah 20 sekolah dari jenjang PAUD, SD/MI, SMP, hingga SMA/SMK. UPT-UPT tersebut diperkuat oleh para Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang tentu tidak sedikit.
Terdapat sekira 360 orang GTK pada yayasan yang biasa disingkat YCK (YAPIS Cabang Kota) ini.
“Kuantitas yang besar ini tentu harus didukung dengan kualitas yang cukup” ungkap Drs. H. Hadiyana, MM, Ketua YAPIS di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura.
Menurutnya, inilah yang menjadu dasar pelaksanaan peningkatan kompetensi GTK yang telah dilaksanakan sejak Medio Mei lalu. (liputan perkegiatan dapat dibaca di website ini).
Kegiatan peningkatan kompetensi GTK ini diawali dengan pelatihan pengimbasan Pembelajaran Matematika metode Gasing. Selanjutnya secara simultan dilaksanakan Pelatihan Kegriyaan (In House Training/IHT) penerapan kurikulum merdeka. Kegiatan IHT ini menyasar seluruh UPT, baik berjenis sekolah maupun Madrasah.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, YCK menyediakan para pengajar berkompeten yang merupakan alumni Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) serta para Pengajar Praktik dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Kebetulan kita memiliki tujuh orang Guru Penggerak, satu orang Pengajar Praktik dan satu orang Fasilitator Program Sekolah Penggerak di YAPIS Kota Jayapura” lanjut Hadiyana.
PENERAPAN KURMER KHAS MADRASAH
Kurikulum Merdeka (Kurmer) pertama diluncurkan pada tahun 2022 dan bersifat opsional. Artinya, sekolah bisa memilih untuk mengadopsi Kurikulum Merdeka, atau tetap pada Kurikulum 2013. Penerapan kurikulum ini diharapkan dapat menjadi jawaban learning loss dan dampak Pandemi Covid-19 pada tahun 2022 silam. Hal ini sesuai Permendikbud Ristek nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Merdeka dalam rangka Pemulihan Pembelajaran.
YAPIS di Tanah Papua Cabang Kota Jayapura, sebagai salah satu entitas pendidikan di Kota Jayapura, senantiasa berupaya menjadi garda terdepan dalam mendukung program pemerintah. Salah satunya melalui kegiatan peningkatan kompetensi GTk dalam penerapan kurikulum merdeka.
Tidak hanya pada sekolah umum, kegiatan ini juga dilakukan pada sekolah berjenis Madrasah yang natabene-nya dibawah binaan Kementerian Agama RI. Terdapat 3 UPT berjenis Madrasah di bawah naungan YAPIS Cabang Kota (YCK) yaitu MI Al-Fatah, YAPIS Abepantai, MI Ash-Shalihin YAPIS Abepura, dan RA Al-Fatah YAPIS Abepantai.
IHT pada kedua MI ini dilaksanakan pada 10 hingga 15 Juli. Menurut Hadiyana, sebagai satuan pendidikan di bawah binaan Kementerian Agama, penerapan kurikulum merdeka pada UPT ini tidak sama dengan penerapan bagi satuan pendidikan dibawah Kemendikbud Ristek.
“Terdapat kekhasan dalam penerapannya” ujarnya.
Lebih jauh, Hadi menerangkan, bahwa dalam penerapannya, terdapat syarat khusus, yaitu:
- Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran selain Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; dan
- Standar Isi dan Capaian Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama
“ini sesuai dengan keputusan menteri Agama (KMA) Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Pada Madrasah” imbuhnya.
FOKUS PRAKTIK dan BERORIENTASI PRODUK
Menurut hadiyana, kegiatan IHT tengah berlangsung ini diharapkan akan mampu memberikan pengetahuan aplikatif, dapat dilaksanakan dan memiliki bukti fisik hasil pendidikan. Karena iu, pihaknya selalu mempertegas kepada tim narasumber agar fokus pada kegiatan praktik.
“Kami ingin, selesai kegiatan, ada sesuatu yang dapat kita lihat, dalam hal ini, setiap sekolah harus memiliki perangkat kurikulum merdeka untuk digunakan di sekolah dan madrasah” ujarnya.
Kegiatan IHT di MI Al-Fatah YAPIS Abepantai sendiri di laksanakan pada 10 hingga 12 Juli. Bertempat di Ruang Serba Guna MI Al-Fatah, kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris YAPIS Cabang Kota Jayapura, Drs. H. Iran Achmad.
Sedangkan kegiatan IHT di MI Ash-Shalihin YAPIS Abepura di buka oleh Wakil Sekreatris II YCK, Muhammad Amin, S.Pd.I pada Kamis, (13/7). Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di Ruang Kelas MI Ash-Shalihin YAPIS Abepura ini, diikuti oleh Kepala Sekolah dan seluruh guru.
Untuk mendampingi kegiatan sebagai narasumber, YCK menyediakan tim narasumber yang terdiri dari dua orang Guru Penggerak YAPIS, yaitu Dwi Pristiwanto dan Hasmia Weni. *
(TAM)